Potensi dan Peta Sebaran Bahan Tambang di Indonesia

Potensi dan Sebaran Bahan Tambang di Indonesia

Kondisi geologi merupakan karakteristik suatu daerah atau wilayah dilihat dari sudut padang batuan, bentuk atau struktur, dan hubungan antar batuan serta proses terjadinya di atas permukaan bumi. Kondisi geologi suatu wilayah bergantung pada susunan lempeng bumi. Kondisi tersebut memengaruhi karakteristik wilayah yang ada di atasnya.

Kondisi geologi Indonesia dapat dikatakan unik. Kondisi geologi Indonesia berada di kawasan “Pasific Ring of Fire” atau Cincin Berapi Pasifik. Kawasan Cicin Berapi Pasifik membentang dari Amerika Selatan hingga Indonesia dan berakhir di Selandia Baru. Kawasan ini memilki aktivitas vulkanik yang tinggi, karena di situlah letak sebagian besar zona subduksi Bumi.

Potensi dan Sebaran Bahan Tambang di Indonesia

Selain itu terdapat 2 lempeng lainnya yang melalui wilayah Indonesia, yaitu Lempeng Eurasia dan Lempeng Australia. Terdapatnya 3 lempeng yang menghimpit Indonesia menimbulkan gejolak tektonik dan vulkanik secara intensif. Peristiwa gempa, pembentukan gunung api, dan gunung meletus sering terjadi di Indonesia. Bahkan Indonesia merupakan negara yang memiliki gunung berapi aktif terbanyak di dunia. Menurut laporan Smithsonian Institution Global Volcanism Program, terdapat 55 gunung berapi aktif di Indonesia sejak 1950 hingga 5 Juni 2022.

Peristiwa gunung meletus mengeluarkan magma dari perut bumi. Meletusnya gunung api membawa mineral-mineral tambang berharga, seperti nikel, besi, emas, dan tembaga. Banyaknya material berharga dari perut bumi membuat Indonesia secara potensial memiliki kekayaan alam berupa bahan tambang. Bahkan Indonesia menjadi salah satu negara di dunia yang memiliki beragam bahan tambang, hingga lebih dari 17 jenis tambang ada di Indonesia. Beraneka bahan tambang di Indonesia dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun luar negeri, salah satunya menghasilkan banyak devisa bagi Indonesia.

Potensi dan Sebaran Barang Tambang di Indonesia

Pertambangan diartikan sebagai suatu kegiatan mengambil endapan bahan galian berharga dan bernilai ekonomis secara cara mekanis maupun manual dari dalam kulit bumi,  baik pada permukaan bumi, di bawah permukaan bumi, atapun di bawah permukaan air.

Menurut UU No. 4 tahun 2009 tentang pertambangan mineral dan batu-bara (minerba), pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan, dan pengusahaan mineral atau batu bara, meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan, pemurnian, pengangkutan, dan penjualan serta kegiatan pascatambang.

Hasil dari pertambangan terdiri dari bahan tambang bahan energi, mineral logam, mineral non logam dan batuan.
  1. Bahan tambang energi, contohnya uranium, batu bara, minyak bumi, dan gas alam.
  2. Mineral logam contohnya batubara, pasir besi, bijih timah, bijih nikel, bijih bauksit, bijih tembaga, bijih emas, perak dan bijih mangan
  3. mineral nonlogam, contohnya kuarsa, yodium, belerang, fosfat, zeolit, kaolin, feldspar, bentonit.
  4. Mineral batuan, contohnya trass, marmer, andesit, tanah liat, tanah urug, opal dan kalsedon, diorit, pasir, sirtu, gamping, onyx, toseki, breksi, jasper, tuff dan batu apung.

Berdasarkan UU Nomor 4 Tahun 2009 bahan galian tidak lagi digolongkan menjadi A, B, dan C. Melainkan menjadi minerba (mineral dan batubara) dan migas (minyak dan gas). Usaha pertambangan ada 2 kelompok, yaitu tambang mineral dan batubara. Tambang mineral digolongkan menjadi 4, yaitu radioaktif, logam, bukan logam, dan batuan. Berikut ini beberapa bahan tambang dan sebarannya di Indonesia.
 

No Kelompok Minerba Jenis Minerba Bahan Tambang Sebaran Tambang Potensi
1. Mineral Tambang radioaktif Thorium Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi. 140.411 ton pada tahun 2020.
2. Tambang mineral logam Nikel Maluku, Papua, dan Sulawesi. 11,7 miliar ton biji nikel dan cadangan 4,5 miliar ton.
3. Emas Papua, Maluku, Nusa Tenggara, Jawa, Sumatra, dan Sulawesi. 2.600 ton cadangan emas pada tahun 2020.
4. Tembaga Sumatra, Jawa, Sulawesi, dan Papua. 15 miliar ton biji dan 65 juta ton logam.
5. Tambang mineral bukan logam Lempung Jawa, Sumatra, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, dan sebagainya. 356 miliar ton dan cadangan 28.617 miliar ton.
6. Kapur Sumatra, Jawa, Kalimantan, Papua, dan sebagainya. 10.592 miliar ton dan cadangan 4.297 miliar ton.
7. Tambang mineral batuan Granit Sumatra dan Jawa 422 miliar ton dan cadangan 187 miliar ton.
8. Batubara Tambang batubara Batubara Sumatra, Kalimantan,
Sulawesi, Papua, dan Jawa.
110,07 miliar ton dan cadangan batubara 36,28 miliar ton.

1. Minyak Bumi dan Gas  

Minyak bumi dan gas merupakan salah satu bahan tambang yang berpotensi di Indonesia. Minyak bumi mentah berupa campuran dari berbagai senyawa hidrokarbon. Sedangkan gas adalah bahan bakar fosil yang terbentuk dari sisa-sisa tumbuhan dan hewan yang terkubur jutaan tahun lalu 

Minyak bumi dan gas dimanfaatkan sebagai sumber energi utama pada berbagai bidang. Pemanfaatan minyak saat ini banyak dipakai untuk keperluan industri, tranportasi, hingga rumah tangga. Agar dapat minyak bumi dan gas dapat dimanfaatkan secara optimal, minyak bumi harus melalui proses terlebih dahulu di dalam kilang minyak. 

Penambangan minyak bumi dan gas di Indonesia banyak dilakukan  pada cekungan tersier. Cekungan tersier tersebut banyak tersebar di Indonesia, khususnya pada bagian perairan laut Indonesia. Cekungan tersier mengandung endapan fosil yang terbentuk 70.000.000 tahun yang lalu. 

Potensi dan Sebaran Bahan Tambang di Indonesia

Berdasarkan data terakhir dari berbagai sumber, telah diketahui sekitar 60 basin diprediksi mengandung cebakan migas yang cukup potensial.  Diantaranya basin Sumatera Utara, Sibolga, Sumatera Tengah, Bengkulu, Jawa Barat Utara, Natuna Barat, Natuna Timur, Tarakan, Sawu, Asem-Asem, Banda, dll. Dari 60 cekungan sedimen tersier, 14 cekungan sudah diproduksi, 10 cekungan terbukti mengandung hidrokarbon tetapi belum diproduksi, 14 cekungan sudah dibor tetapi belum menunjukkan hasil dan 22 cekungan belum di ekploitasi secara intensif karena berada di daerah laut dalam. 

  • Daerah penghasil minyak bumi di Indonesia, meliputi Pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan, Maluku, dan Papua, sebarannya sebagai berikut
  1. Sebaran wilayah penghasil minyak bumi di Pulau Sumatra, yaitu Lhoksumawe dan Peureula di Aceh, Tanjung Pura di Sumatra Utara, Dumai dan Sungaipakning di Riau, serta Muara Enim, Plaju, Sungai Gerong di Sumatra Selatan.
  2. Sebaran wilayah penghasil minyak bumi di Pulau Jawa, yaitu Wonokromo dan Delta di Jawa Timur, Cepu dan Cilacap di Jawa Tengah, serta Majalengka dan Jatibarang di Jawa Barat.
  3. Sebaran wilayah penghasil minyak bumi Pulau Papua, Sorong, Babo, dan Kalmono.
  4. Sebaran wilayah penghasil minyak bumi Kepuluan Maluku, yaitu P. Seram dan Tenggara.
  5. Sebaran wilayah penghasil minyak bumi Pulau Kalimantan,yaitu Balikpapan, P. Tarakan, P. Bunyu, Rantau, Tanjung, Amuntai, dan Sungai Mahakam.
  • Daerah penghasil gas alam untuk bahan bakar elpiji (LPG-Liquefid Petroleum Gas) di Indonesia tersebar di Arun, Aceh, Bontang Kalimantan, Jawa Barat, Sumatea Utara, dan Sumatra Selatan.

2. Batu Bara 

Batu bara merupakan batuan sedimen yang terbentuk dari fosil tumbuhan dan mengendap selama jutaan tahun yang lalu. Unsur-unsur penyusun batu bara, antara lain  karbon, hidrogen, dan oksigen. Batu bara menghasilkan sumber energi. Energi yang dihasilkan batu bara dapat digunakan sebagai bahan bakar untuk memanaskan air pada pembangkit listrik. Selain itu batu bara juga dapat digunakan untuk keperluan rumah tangga (memasak), pembakaran pada industri batu bata atau genteng, semen, batu kapur, bijih besi dan baja, industri kimia, dan lain-lain.  

Cadangan batu bara Indonesia hanya 0,5 % dari cadangan dunia. Namun, produksi batu bara Indonesia menempati posisi keenam. Jumlah produksi batu bara Indonesia mencapai 246 juta ton/tahun. Pemanfaatan batu bara di Indonesia masih belum optimal, karena sejak tahun 2016 pemanfaatan batu bara domestik masih pada kisaran 20-25%. Selebihnya diperuntukkan bagi ekspor.

Bahan tambang batu bara tersebar di Pulau Kalimantan dan Sumatra. Potensi batu bara di kedua pulau tersebut sangat besar. Wilayah pertambangan batu bara di Kalimantan terdapat di Kalimantan Timur, yaitu Lembah Sungai Berau dan Samarinda, Sumatra Barat , yaitu Ombilin dan Sawahlunto serta, Sumatra Selatan, yaitu Bukit Asam dan Tanjung Enim.

Potensi dan Sebaran Bahan Tambang di Indonesia

3. Emas  

Bahan tambang emas terbentuk karena proses magmatisme secara mekanis. Proses ini menghasilkan endapan letakan (placer). Cadangan emas Indonesia berkisar 2.600 ton cadangan emas pada tahun 2020 atau 2,3% dari cadangan emas dunia. Cadangan emas Indonesia menduduki peringkat ke-7, oleh karena itu Indonesia disebut memiliki potensi emas terbesar di dunia. Produksi emas di Indonesia sekitar 6,7% produksi emas dunia dan menduduki peringkat ke 6 di dunia.  

Emas dimanfaatkan sebagai untuk bahan baku pembuatan perhiasan, perlengkapan pesawat ruang angkasa, investasi, terapi kecantikan, bahan membuat, penghargaan, dan lainnya.

Penambangan emas terdapat Indonesia tersebar di wilayah Nangroe Aceh Darussalam (Meulaboh), Riau (Logos), Bengkulu (Rejang Lebong), Sulawesi Utara (Bolaang Mongondow dan Minahasa), Kalimantan Barat (Sambas), Jawa Barat (Cikotok dan Pongkor), dan Papua (Timika). 

Potensi dan Sebaran Bahan Tambang di Indonesia

 

4. Nikel 

Nikel merupakan bahan tambang logam mengkilap dengan warna putih keperak perakan. Nikel memiliki sifat khas yang membedakan dengan bahan tambang lainnya, seperti keras dan mulus, bila terkena udara tidak mengalami perubahan,  tahan terhadap oksidasi, dan dapat mempertahankan sifat aslinya pada suhu ekstrim. Nikel terbentuk bersama-sama dengan kromit dan platina dalam batuan ultrabase, seperti paridotit, baik termetamorfkan ataupun tidak.

Cadangan nikel indonesia sekitar 2,9% dari cadangan nikel dunia, dan meupakan peringkat ke-8 sedangkan dari sisi produksi adalah 8,6% dan merupakan peringkat ke-4 dunia. Persebarannya Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Maluku Utara, dan Sulawesi Tengah.

Potensi dan Sebaran Bahan Tambang di Indonesia

5. Timah  

Timah terbentuk dari endapan primer pada batuan granit. Bahan tambang ini terdapat pada daerah sentuhan batuan endapan metamorf yang biasanya berasosiasi dengan turmalin dan urat kuarsa timah. Menurut Kementerian ESDM mencatat cadangan bijih timah terukur pada tahun 2021 di Indonesia adalah terbanyak kedua di dunia, yaitu 800 ribu ton atau sekitar 17 persen cadangan timah dunia, terbesar setelah China (Data United State Geological Survey (USGS)). 

Bahan tambang timah termasuk bahan tambang berharga. Timah banyak dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan logam pelapis, solder, cindera mata, dan lain-lain. Aktivitas penambangan timah  Indonesia tersebar di wilayah Sungai Liat (Pulau Bangka), Manggara (Pulau Belitung), dan Dabo (Pulau Singkep) serta Pulau Karimun. 

6. Pasir besi 

Pasir besi merupakan mineral yang terdiri atas topak yang bercampur dengan butiran-butiran dari mineral nonlogam, seperti kuarsa, kalsit, feldspar, ampibol, piroksen, biotit, dan turmalin. Pasir besi dimanfaatkan untuk kegitatan industri logam dan semen. 

Menurut Badan Geologi (KESDM: 2020), sumberdaya pasir besi yang diproduksi sebanyak 4.220 juta ton konsentrat dan 493 juta ton logam dengan cadangan pasir besi sebanyak 941 juta ton konsentrat dan 221 juta ton logam. Aktivitas penambangan pasir besi dapat ditemukan di Cilacap (Jawa Tengah), Lumajang (Jawa Timur),  Lombok, Yogyakarta, Gunung Tegak (Lampung), Pegunungan Verbeek (Sulawesi Selatan), Pulau Sebuku (Kalimantan Selatan), dan lainnya. 

Potensi dan Sebaran Bahan Tambang di Indonesia

7. Bauksit (Aluminium) 

Bauksit atau aluminium merupakan mineral yang susunannya didominasi oleh oksida aluminium dengan warna kekuningan atau putih.  Bauksit merupakan bahan tambang heterogen yang mempunyai mineral, susunan utamanya merupakan hasil oksidasi aluminium. Bauksit berguna sebagai dasar pembuatan aluminium. 

Bauksit banyak dimanfaatkan sebagai bahan baku dalam industri pesawat terbang, onderdil otomotif, dan perkapalan. Selain itu bauksit juga bermanfaat untuk industri keramik, logam, kimia, dan matulergi. 

Indonesia memiliki potensi bauksit yang cukup besar dengan produksi mencapai 1.262.710 ton. Penambangan bauksit tersebar di wilayah Riau (Pulau Bintan) dan Kalimantan Barat (Kepatang dan Singkawang).

Potensi dan Sebaran Bahan Tambang di Indonesia


 

8. Tembaga 

Bijih tembaga di Indonesia biasanya terbentuk secara magmatik. Pebentukan bijih tembaga endapan magmatik dapat berupa proses hidrotermal atau metasomatisme. 

Indonesia memiliki cadangan tembaga sekitar 3% dari cadangan tembaga dunia (peringkat ke-7 dunia) (USGS, 2020).  Sedangkan dari sisi produksinya mencapai 340 ribu Ton/tahun dari produksi dunia (peringkat ke-2 dunia). Pada tahun 2019 cadangan tembaga Indonesia mencapai 28 juta ton. (USGS, 2020)

Tembaga dapat  dimanfaatkan pada bidang kelistrikan, seperti pembuatan kawat, kabel transmisi, generator, motor listrik, dan sebagainya. Selain itu tembaga juga banyak dimanfaatkan dalam industri peralatan listrik, industri konstruksi, pesawat terbang, kapal laut, dan lain-lain. Tambang tembaga Indonesia terdapat di wilayah Papua tepatnya di Tembagapura oleh PT. Freeport. 

Potensi dan Sebaran Bahan Tambang di Indonesia

9. Bijih Besi

Bijih besi merupakan salah satu bahan tambang yang sering kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Banyak jenis besi hasil dari peleburan dan pencampuran antara bijih besi dengan unsur lainya. Indonesia kaya akan potensi bijih besi, hal ini disebabkan oleh struktur geologi yang dimiliki Indonesia.

Berdasarkan Badan Geologi (2020) potensi bijih besi Indonesia mencapai 12 milyar ton dengan cadangan mencapai 2,98 milyar ton. Wilayah penghasil bijih besi Indonesia dapat tersebar di Cilacap (Jawa Tengah), Cilegon (Banten), pulau Derawan (Kalimantan Selatan), pulau Sebuku (Kalimantan Selatan), Gunung Tegak (Lampung), Lengkabana (Sulawesi Tengah), Longkana (Sulawesi Tengah), dan Pegunungan Verbeek (Sulawesi Tengah).

Bijih besi dapat dimanfaatkan dalam berbagai bidang, seperti bahan baku pembuatan kawat dan besi baja, bahan dasar dalam pembuatan lampu penerangan jalan dan tiang rambu lalu lintas, bahan baku pembuatan besi tempa dan besi tiang, serta bahan pembuatan baja sedang dan lunak




close