Curah hujan rencana merupakan curah hujan harian maksimum yang digunakan untuk menghitung intensitas hujan rencana. Salah satu metode yang umum digunakan untuk menentukan curah hujan rencana rata-rata suatu daerah adalah Metode Thiessen. Metode ini memberikan hasil yang lebih akurat dibandingkan metode rata-rata aljabar, karena mempertimbangkan luas wilayah pengaruh dari masing-masing stasiun hujan yang digunakan.
Data Stasiun Hujan
Pada analisis ini, digunakan tiga stasiun hujan yang berada di DAS Banjir Kanal Timur (BKT) Kota Semarang:
- Stasiun Pucanggading: Luas pengaruh = 28,52 km²
- Stasiun Karangroto: Luas pengaruh = 10,08 km²
- Stasiun Maritim: Luas pengaruh = 11,85 km²
Poligon Thiessen yang menggambarkan distribusi wilayah pengaruh masing-masing stasiun hujan dapat dilihat pada Gambar di bawah ini.
![]() |
Thiessen Banjir Kanal Kota Semarang |
Rangkuman hasil perhitungan luasan poligon dan nilai koefisien Thiessen pada masing-masing poligon ditampilkan pada tabel dibawah ini.
Nilai Koefisien Thiessen
No | Stasiun | Luas (Km2) | Koeifisien Presentase |
1 | Karangroto | 10,08 | 19,98 |
2 | Pucanggading | 28,52 | 56,54 |
3 | Maritim | 11,85 | 23,48 |
Jumlah | 50,44 | 100,00 |
Sumber: Perhitungan, 2018
Untuk perhitungan curah hujan maksimum harian rata-rata dengan metode Thiessen digunakan persamaan:
Di mana:
C1 = Koefisien Thiessen =
R = Curah Hujan Harian Maksimum
Contoh perhitungan:
Untuk tanggal 5 Februari 2006 ,
Diketahui:
- Pucanggading : R1 = 150,00 mm, C1 = 56,54%
- Maritim : R2 = 41,00 mm, C3 = 23,48%
- Karangroto : R3 = 60,00 mm, C4 = 19,98%
Curah hujan rata-rata
= 150 × 56,54% + 41 × 23,48% + 60 × 19,98
= 86,23 mm
![]() |
Curah Hujan Maksimum Rata-Rata Banjir Kanal Timur Kota Semarang Sumber : Kurniawan, 2018 |
Sumber :
- Kurniawan, Widhi. 2018. Pemodelan Banjir di SUB DAS Banjir Kanal TImur Kota Semarang. Skripsi. UNNES: Semarang