Pengolahan
sampah adalah upaya untuk meminimalisir volume buangan dengan berbagai cara
agar sampah dapat dimanfaatkan kembali. Teknik pengolahan sampah ada beberapa
macam yang dapat dilakukan antara lain dengan cara pembakaran, pengomposan,
penghancuran, pengeringan dan daur ulang (Departemen Pekerjaan Umum, 1995). Aspek Teknik Operasional
merupakan salah satu upaya dalam mengontrol
pertumbuhan sampah, namun
pelaksanaannya tetap harus disesuaikan dengan pertimbangan kesehatan, ekonomi,
teknik, konservasi, estetika dan pertimbangan lingkungan (Tchobanoglous, 1997). Pengolahan sampah dapat dilakukan semenjak
dari sumbernya, ditempat pembuangan sementara (TPS), maupun di transfer depo
atau di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Jenis pengolahan sampah di TPA perlu
dipertimbangkan sesuai dengan kondisi lokasi, pembiayaan, teknologi, dan
keamanannya. Berbagai cara metode penimbunan sampah di TPA, diantaranya dengan
cara open dumping, controlled landfill dan sanitary landfill
dan improved sanitary landfill.
1.
Lahan urug terbuka atau
open dumping (tidak dianjurkan)
Dalam hal pengelolaan ini sampah hanya dibuang atau ditimbun disuatu tempat
tanpa dilakukan penutupan dengan tanah sehingga dapat menimbulkan gangguan
terhadap lingkungan seperti perkembangan vektor penyakit, bau, pencemaran air
permukaan dan air tanah serta rentan terhadap bahaya kebakaran dan longsor. Open
Dumping menggunakan pola
menghamparkan sampah di lahan terbuka tanpa dilakukan penutupan lagi dengan
tanah. Metoda Open Dumping dapat
menimbulkan keresahan terhadap masyarakat yang ada di sekitarnya, selain juga
telah mengganggu keindahan kota.
2.
Penimbunan terkendali (controlled landfill),
Merupakan teknologi peralihan antara open dumping dengan sanitary landfill.
Pada metode controlled landfill dilakukan penutupan sampah dengan lapisan tanah
secara berkala.
3.
Lahan urug saniter (sanitary landfill),
pada metode ini sampah di TPA ditutup dengan lapisan tanah setiap hari
sehingga pengaruh sampah terhadap lingkungan akan sangat kecil. Sanitary
Landfill Ini merupakan salah satu metoda pengolahan sampah terkontrol dengan
sistem sanitasi yang baik. Sampah dibuang ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir).
Kemudian sampah dipadatkan dengan traktor mengalirkan gas hasil aktivitas
penguraian sampah. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam sanitary
landfill , yaitu:
a.
Semua landfill adalah
warisan bagi generasi mendatang.
b.
Memerlukan lahan yang luas.
c.
Penyediaan dan pemilihan lokasi pembuangan harus
memperhatikan dampak lingkungan.
d.
Aspek sosial harus mendapat perhatian.
e.
Harus dipersiapkan instalasi drainase dan sistem
pengumpulan gas.
f.
Kebocoran ke dalam sumber air tidak dapat ditolerir
(kontaminasi dengan zat-zat beracun).
g.
Memerlukan pemantauan yang terus menerus.
4.
Lahan urug saniter yang
dikembangkan (improved sanitary
landfill).
Salah satu pengembangan dari motode sanitary landfill adalah model ”Reusable Sanitary Landfill (RSL)” RSL
merupakan teknologi penyempurna sistem pembuangan sampah yang berkesinambungan
dengan menggunakan metode Supply Ruang Penampungan Sampah Padat. RSL diyakini
dapat mengontrol emisi liquid, atau air rembesan sampai dengan tidak mencemari
air tanah. Cara kerjanya, sampah ditumpuk dalam satu lahan. Lahan tempat sampah
dipadatkan lahan tersebut dikatakan sebagai ground liner. Ground Liner dilapisi
dengan geomembran, lapisan ini yang akan menahan meresapnya air lindi ke dalam
tanah dan mencemari air tanah. Di atas lapisan geomembran dilapisi lagi geo
textile yang gunanaya menahan kotoran sehingga tidak bercampur dengan air
lindi. Secara berkala air lindi dan selanjutnya di tutup tanah. Cara ini akan
menghilangkan polusi udara. Pada bagian dasar tempat tersebut dilengkapi sistem
saluran leachate yang berfungsi sebagai saluran limbah cair sampah yang harus
diolah terlebih dulu sebelum dibuang ke sungai atau ke lingkungan. Di Sanitary Landfill tersebut juga dipasang
pipa gas untuk dikeringkan. Guna menyerap panas dan membantu pembusukan, sampah
yang telah dipadatkan ditutup menggunakan lapisan geo membran untuk mencegah
menyebarnya gas metan.
- Dinas Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum, 1993. Penyusunan Pedoman Teknik Operasi dan Pemeliharaan Pembangunan Prasarana Perkotaan (Komponen Persampahan). Jakarta.
- Noor, Amannudin, 2018. Analisis Umur dan Daya Layan TPA Blondo Kabupaten Semarang. Skripsi. Semarang: Universitas Negeri Semarang
- Tchobanoglous, G., Teisen H., Eliasen, R. 1997, Integrated Solid Waste Manajemen, Mc.Graw Hill : Kogakusha, Ltd.