Permukiman Kumuh di Indonesia: Definisi, Karakteristik, dan Sebarannya

Permukiman kumuh menjadi salah satu tantangan utama dalam urbanisasi di Indonesia. Kawasan ini sering kali diidentikkan dengan lingkungan perumahan yang tidak teratur, kotor, kurang sehat, serta tidak sesuai dengan standar perkembangan kota. Permukiman kumuh memiliki hubungan erat dengan kemiskinan dan rendahnya akses terhadap layanan dasar.

A. Definisi dan Karakteristik Permukiman Kumuh

Menurut Soestrisno (1998), permukiman kumuh adalah kawasan perumahan yang memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut:

1. Kondisi Fisik Lingkungan

  • Tidak memenuhi persyaratan teknis dan kesehatan.
  • Tidak memiliki fasilitas dasar yang memadai, seperti sanitasi dan air bersih.

2. Kondisi Bangunan

  • Bangunan sangat buruk, menggunakan bahan semi permanen yang tidak tahan lama.
  • Tidak memenuhi standar keamanan dan kenyamanan.
  • Kepadatan Bangunan dan Penduduk

3. Koefisien Dasar Bangunan (KDB) melebihi batas yang diizinkan.

  • Kepadatan penduduk sangat tinggi, sering kali mencapai lebih dari 500 jiwa per hektar.
    Fungsi Rumah Tidak Jelas
  • Bangunan digunakan untuk berbagai fungsi sekaligus, seperti tempat tinggal, tempat usaha, hingga penyimpanan barang.

B. Sebaran Permukiman Kumuh di Indonesia

Sebaran permukiman kumuh di Indonesia sangat bervariasi, terutama di wilayah perkotaan dengan tingkat urbanisasi tinggi. Berikut adalah beberapa kota besar di Indonesia yang memiliki konsentrasi permukiman kumuh:

1. Jakarta

Kawasan kumuh tersebar di pinggiran kota, seperti Jakarta Timur, Jakarta Selatan, dan Jakarta Barat.
Contoh wilayah: Kampung Pulo, Rawa Bebek, dan Petamburan.

2. Tegal

Permukiman kumuh di Tegal banyak ditemukan di wilayah pesisir pantai, seperti Kelurahan Tegalsari.

3. Surabaya

Tersebar di wilayah Surabaya Timur.
Contoh wilayah: Tambak Wedi, Jambangan, dan Gunung Anyar.

4. Bandung

Permukiman kumuh terdapat di wilayah utara dan selatan kota.
Contoh wilayah: Babakan Sari, Situ Gede, dan Cikutra.

5. Makassar

Kawasan kumuh tersebar di Biringkanaya, seperti Bukit Baruga dan Kassi-Kassi.

6. Medan

Permukiman kumuh tersebar di Medan Baru. Contohnya wilayah Belawan Bahari dan Tanjung Gusta.
Dampak Permukiman Kumuh

Perlu diingat bahwa sebaran permukiman kumuh di Indonesia tidak terbatas pada kota-kota di atas. Ada wilayah-wilayah lain di Indonesia yang juga mengalami masalah permukiman kumuh, terutama di wilayah kota dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi. Permukiman kumuh dapat memengaruhi kesejahteraan dan kesehatan masyarakat, serta berdampak negatif pada lingkungan. Oleh karena itu, pemerintah terus berupaya untuk mengatasi masalah permukiman kumuh dan meningkatkan kualitas perumahan di Indonesia.

Sumber :

  • Soetrisno, 1998, Proposal Harbinson, Analisis Kebijakan Pertanian
close