Klasifikasi Batuan Beku

Pengklasifikasian batuan beku dapat dilakukan dengan berbagai cara. Dua metode yang paling umum digunakan adalah berdasarkan lokasi pembentukannya dan berdasarkan komposisi mineralnya. Berikut penjelasan lengkap mengenai klasifikasi tersebut beserta contoh sebarannya:

A. Berdasarkan Tempat Pembekuan

Batuan beku dapat diklasifikasikan berdasarkan lokasi pembekuannya, yang memengaruhi sifat dan struktur batuan tersebut.

1. Batuan Beku Dalam (Abisis/Plutonis)

    • Lokasi Pembekuan: Terbentuk jauh di dalam kerak bumi.
    • Struktur: Berstruktur holokristalin, artinya seluruh bagian batuan terdiri dari kristal-kristal besar yang kasar karena proses pembekuannya berlangsung sangat lambat.
    • Contoh: Granit, Diorit, Gabro, Syenit.
    • Sebaran:
      • Granit: Banyak ditemukan di pegunungan seperti Pegunungan Himalaya, Pegunungan Alpen, dan di Indonesia sering ditemukan di daerah Sumatra dan Kalimantan.
      • Gabro: Umum di dasar samudra dan juga ditemukan di busur vulkanik, seperti di Sulawesi.

Gambar Batu Gabro 
 

2. Batuan Beku Gang

  • Lokasi Pembekuan: Terbentuk di sela-sela lapisan batuan atau di corong diatrema (jalur magma menuju permukaan).
  • Struktur: Berstruktur porfiris-fenokrist, yaitu memiliki sebagian kristal besar yang terbentuk sempurna dan bagian lain berupa massa dasar yang lebih halus.
  • Contoh: Porfir granit, Porfirit, Porfir gabro, Porfir syenit.
  • Sebaran:
    • Porfir granit ditemukan di zona retakan magma seperti di Sumatra bagian barat dan Papua.
    • Porfir gabro dapat ditemukan di daerah busur belakang di wilayah Maluku.

3. Batuan Beku Luar (Efusif)

  • Lokasi Pembekuan: Terbentuk di permukaan bumi akibat pendinginan lava dari letusan gunung berapi.
  • Struktur: Berstruktur amorf, dengan kristal yang sangat halus atau bahkan tidak terlihat (glass-like).
  • Contoh: Rhyolit, Andesit, Trachit, Basalt, Obsidian.
  • Sebaran:
    • Basalt: Banyak ditemukan di lantai samudra (lempeng basaltik) dan juga di wilayah vulkanik seperti Pulau Jawa dan Bali.
    • Andesit: Umum di gunung berapi aktif di Indonesia seperti Gunung Merapi dan Gunung Sinabung.
    • Obsidian: Sering ditemukan di daerah vulkanik seperti di Pegunungan Tengger, Jawa Timur.

B. Berdasarkan Komposisi Mineralnya

  1. Batuan Beku Asam
    • Kandungan SiO₂: > 66%.
    • Contoh: Granit, Monzonit.
    • Sebaran: Granit banyak ditemukan di kawasan pegunungan granitik seperti di Sumatra dan Kalimantan.
  2. Batuan Beku Intermediet
    • Kandungan SiO₂: 52% - 66%.
    • Contoh: Granodiorit, Diorit, Andesit.
    • Sebaran: Andesit umum di Indonesia, ditemukan di Gunung Merapi, Gunung Rinjani, dan gunung berapi lainnya.
  3. Batuan Beku Basa
    • Kandungan SiO₂: 45% - 52%.
    • Contoh: Basalt, Gabro.
    • Sebaran: Basalt umum di dasar samudra serta daerah vulkanik seperti Pulau Flores.
  4. Batuan Beku Ultra Basa
    • Kandungan SiO₂: < 45%.
    • Contoh: Peridotit, Harzburgit.
    • Sebaran: Batuan ultra basa biasanya ditemukan di mantel bumi dan dapat muncul di permukaan di zona subduksi, seperti di Sulawesi Tenggara (kompleks ofiolit).
 

close