Arus Permukaan Laut Indonesia


Arus laut permukaan di dunia memiliki pola dan sebaran yang unik, dengan karakteristik yang berbeda-beda di setiap wilayah. Perairan Indonesia, sebagai bagian dari kawasan tropis dengan geografi yang strategis, memiliki sistem arus laut yang dipengaruhi oleh dinamika lokal maupun global.

Pengaruh Samudra Pasifik terhadap Perairan Indonesia

Perairan Indonesia secara alami diisi oleh massa air dari Samudra Pasifik. Hal ini terjadi bukan hanya karena wilayah Indonesia lebih terbuka terhadap Samudra Pasifik, tetapi juga akibat dinamika permukaan laut.

  • Gradien tekanan antara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia menjadi salah satu faktor utama. Ketinggian permukaan laut di bagian barat Samudra Pasifik lebih tinggi dibandingkan wilayah selatan Jawa sepanjang tahun, sehingga air bergerak dari Pasifik menuju Hindia (Wyrtki, 1961).
  • Menurut Godfrey (1996), gradien tekanan ini terbentuk karena Indonesia terletak di sisi barat Trade Wind Belt (zona angin pasat di Pasifik). Tekanan angin yang terus-menerus di kawasan ini mendorong penumpukan massa air, menghasilkan arus yang dikenal sebagai Arlindo.

Arus Lintas Indonesia (Arlindo)

Arlindo adalah arus yang menghubungkan Samudra Pasifik dan Samudra Hindia melalui perairan Indonesia. Arlindo memainkan peran penting dalam sirkulasi massa air global dan memiliki karakteristik berikut:Arlindo,

Arlindo, sumber gambar : dongenggeologi.files.wordpress.com
  1. Rute utama Arlindo:
    • Mengalir dari Samudra Pasifik melalui Selat Makassar.
    • Keluar menuju Samudra Hindia melalui Selat Lombok (25% total transport arus), Selat Ombai, dan Laut Timor (75% sisanya).
  2. Penyebab dan fungsi Arlindo:
    • Gradien tekanan rata-rata 16 cm antara Samudra Pasifik dan Hindia memicu pergerakan massa air.
    • Arlindo memindahkan air bersalinitas rendah dari kawasan El Niño di Pasifik menuju Samudra Hindia, berkontribusi pada pertukaran panas global.

Arlindo juga dikenal sebagai jalur pertukaran utama massa air global, yang mengalir melalui bagian selatan Indonesia menuju perairan sekitar Australia.

Pengaruh Angin Muson terhadap Arus Permukaan di Indonesia

Sirkulasi arus permukaan di Indonesia sangat dipengaruhi oleh pola angin muson. Angin muson terjadi karena perbedaan tekanan udara antara daratan Asia dan Australia, yang berubah secara musiman:

  1. Desember–Februari (Musim Dingin di BBU, Musim Panas di BBS):
    • Tekanan udara tinggi berada di Asia, dan tekanan rendah berada di Australia.
    • Angin bergerak dari Asia menuju Australia, memengaruhi arus laut di perairan Indonesia.
  2. Juni–Agustus (Musim Panas di BBU, Musim Dingin di BBS):
    • Tekanan tinggi berada di Australia, dan tekanan rendah berada di Asia, menyebabkan arah angin dan arus laut berbalik.

Pola muson ini membagi perairan Indonesia menjadi empat musim:

  • Musim Barat
  • Musim Timur
  • Musim Pancaroba Satu
  • Musim Pancaroba Dua

Sistem Angin dan Sirkulasi Global

Menurut Syamsudin (2003), pergerakan air laut dipengaruhi oleh dua sistem angin global:

  1. Angin Pasat (Trade Wind):
    • Berhembus di dekat khatulistiwa dan menggerakkan permukaan air ke arah barat.
  2. Angin Barat (Westerlies):
    • Berhembus di daerah lintang sedang dan menggerakkan permukaan air kembali ke arah timur.

Kedua sistem angin ini menghasilkan gerakan permukaan air berbentuk bundar di samudra-samudra besar.

Kesimpulan

Arus permukaan di Indonesia dipengaruhi oleh interaksi antara dinamika lokal, seperti angin muson, dan dinamika global, seperti gradien tekanan antara Samudra Pasifik dan Hindia. Sistem Arlindo menjadi jalur penting dalam sirkulasi air laut global, yang tidak hanya mengatur distribusi panas, tetapi juga memengaruhi ekosistem perairan di Indonesia dan sekitarnya.




close