Setiap daerah di Indonesia memiliki potensi alam dan manusia yang beragam. Salah satunya adalah tanaman ubi kayu/ketela tersebut. ubi kayu/ketela (manihot utilissima) dikenal dengan nama yang beragam di beberapa daerah di Indonesia. Contohnya seperti ubi kayee di daerah Aceh, kasapen di daerah Sunda), tela pohong di daerah Jawa, tela belada di daerah Madura, lame kayu di daerah Makassar, pangala di daerah Papua, dan lain-lain. Namun, sampai saat ini hanya terdapat beberapa potensi alam yang dimanfaatkan untuk pembangunan. Padahal, di negeri kita ini banyak potensi alam yang belum dioptimalkan. Keberagaman potensi yang ada perlu dioptimalkan untuk kesejahteraan masyarakat. Salah satu contohnya yaitu di wilayah perbatasan yang pembangunannya belum merata. Sebagian besar wilayah perbatasan di Indonesia memiliki komoditas utama di bidang pertanian, perikanan, perkebunan, dan kehutanan. Contoh potensi alam yang dapat diolah menjadi produk berkualitas adalah gula singkong atau ketela.
Selama ini kita hanya tahu gula hanya berasal dari tebu. Padahal
sumber bahan lain untuk membuat gula ada banyak. Badan riset di Indonesia telah
mengembangkan teknologi. Teknologi tersebut dapat mengolah ubi kayu/ketela
menjadi gula cair. Salah satu alternatif untuk mengatasi masalah tersebut yaitu
dengan memanfaatkan secara maksimal sumber gula selain dari bahan tebu. Ubi
kayu/singkong berasal dari Amerika Tropis ini banyak yang menananmnya di pekarangan,
tanggul, hingga sawah. Terlebih lagi ubi kayu/ketela dapat hidup pada wilayah
yang memiliki sedikit unsur hara. Selain itu, tanaman singkong sangat mudah
tumbuh. Tanaman ubi kayu/ketela ini dapat tumbuh dimana saja baik wilayah
dengan dataran tinggi atau dataran rendah dan saat musim kemarau atau musim
penghujan. Cara untuk menanam tanaman ini juga sangat mudah, hanya dilakukan
dengan stek batang singkong tua. Hal tersebut dapat mengatasi kebutuhan gula di
Indonesia makin lama makin meningkat.
Berkut ini langkah-langkah untuk membuat gulatela (gula dari
ketela).
Alat dan Bahan
- Enzim amiloglukosidase
- Enzim alfa amilase
- Pati singkong
- Arang aktif
- Peralatan masak.
Langkah Kerja
- Persiapkan alat dan bahan untuk membuat gutela.
- Kupas dan cuci singkong hingga bersih.
- Campurkan pati singkong dan air. Campurkan dengan perbandingan 1:3 atau dengan kata lain 1 kg pati singkong dicampurkan dengan 3 liter air.
- Kemudian aduk campuran tersebut hingga tidak ada gumpalan atau selama 5-8 jam.
- Panaskan cairan yang telah diaduk sambil memasukkan enzim alfa amilase. Perbandingan untuk pecampuran ini yaitu 1 ml enzim alfa amilase untuk 1 kg pati singkong
- Ketika dipanaskan, cairan gutela berubah warna secara bertahap dari putih hingga warna kecokelatan. Hentikan pemanasan saat warnanya cokelat jernih.
- Dinginkan cairan gutela, kemudian dimasukkan enzim amiloglukosidase dengan perbandingan 1 ml enzim amiloglukosidase untuk 1 kg pati singkong dan diaduk selama 5-15 menit.
- Diamkan cairan gutela selama 24 jam.
- Tambakan arang aktif dengan perbandingan 1:20 atau 5% dari total cairan gutela.
- Panaskan cairan gutela pada suhu 100 derajat celcius selama lima menit
- Saring cairan gutela dengan kain rapat dan tebal. Contohnya kain berbahan jins. Penyaringan ini akan menghasilkan gula cair.
- Kemas cairan gutela pada botol atau kemasan yang terhidar
dari udara.