Angin Monsun: Pengertian, Proses Terjadi, dan Dampaknya Terhadap Indonesia

Angin merupakan udara yang bergerak. Gerakannya dapat dirasakan oleh manusia. Angin terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara. Perbedaan tekanan udara ini dapat disebabkan oleh perbedaan suhu udara, perbedaan ketinggian, dan perbedaan topografi.

Angin merupakan salah satu unsur alam yang penting. Angin memiliki berbagai jenis dan proses terjadinya yang berbeda-beda. Pemahaman tentang angin penting untuk kita ketahui agar dapat memanfaatkannya secara positif dan meminimalkan dampak negatifnya.

Sebagai salah satu unsur yang ada di alam ini, angin memiliki kekuatan dan sumber yang berbeda-beda. Angin tidak hanya satu jenis dan satu rupa saja. Angin ini ternyata dibeda-bedakan menjadi beberapa jenis.

Salah satu jenis angin adalah angin monsun. Angin monsun merupakan angin yang bertiup secara periodik dan berganti arah setiap enam bulan sekali (Nontji dalam Wirasatriya, 2021). Angin ini terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara antara daratan dan lautan.

A. Proses Terjadinya Angin Monsun

Pergerakan Tahunan Matahari terhadap Bumi

Angin monsun terjadi karena adanya perbedaan suhu udara antara daratan dan lautan. Pada musim hujan, daratan di selatan lebih panas daripada lautan di utara. Akibatnya, udara di daratan menjadi lebih ringan dan naik. Udara dari lautan yang lebih dingin dan lebih berat kemudian bertiup ke daratan untuk menggantikan udara yang naik. Angin ini disebut angin monsun barat.

(Baca juga :  Faktor-Faktor Klasifikasi Iklim Matahari di Indonesia)

Pada musim kemarau, daratan di selatan lebih dingin daripada lautan. Akibatnya, udara di daratan menjadi lebih berat dan turun. Udara dari lautan yang lebih hangat dan lebih ringan kemudian bertiup ke daratan untuk menggantikan udara yang turun. Angin ini disebut angin monsun timur.

Arah pergerakan angin monsun timur
Angin monsun timur bergerak dari tekanan rendah (coklat) ke tekanan tinggi (hijau kebiruan)

B. Jenis-jenis Angin Monsun

Angin monsun dibedakan menjadi dua jenis (Mulyana, 2002), yaitu:

  • Angin monsun barat, yaitu angin yang bertiup dari arah barat ke timur pada musim panas. Angin ini membawa banyak uap air dari lautan ke daratan, sehingga menyebabkan musim hujan di Indonesia.
  • Angin monsun timur, yaitu angin yang bertiup dari arah timur ke barat pada musim dingin. Angin ini membawa sedikit uap air dari daratan ke lautan, sehingga menyebabkan musim kemarau di Indonesia.

C. Proses Terjadinya Angin Monsun di Indonesia

Indonesia terletak di antara dua benua, yaitu Benua Asia dan Benua Australia, serta di antara dua samudra, yaitu Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Hal ini menyebabkan Indonesia dipengaruhi oleh angin monsun.

Pada musim hujan di Indonesia, matahari berada di belahan bumi selatan. Akibatnya, daratan Asia lebih dingin daripada lautan di selatan. Perbedaan suhu ini menyebabkan perbedaan tekanan udara. Tekanan udara di sekitar daratan Australia menjadi lebih rendah daripada tekanan udara di daratan Asia. Hal ini menyebabkan angin bertiup dari utara ke selatan, yaitu angin monsun barat.

Angin Monsun: Pengertian, Proses Terjadi, dan Dampaknya Terhadap Indonesia

Pada musim kemarau di Indonesia, matahari berada di belahan bumi utara. Akibatnya, daratan Asia lebih panas daripada lautan dan daratan di sekitar Australia. Perbedaan suhu ini menyebabkan perbedaan tekanan udara. Tekanan udara di daratan Australia menjadi lebih tinggi daripada tekanan udara di Asia. Hal ini menyebabkan angin bertiup dari selatan ke utara, yaitu angin monsun timur.Angin Monsun: Pengertian, Proses Terjadi, dan Dampaknya Terhadap Indonesia

D. Dampak Angin Monsun Terhadap Indonesia

Secara keseluruhan, angin monsun memiliki dampak positif dan negatif terhadap Indonesia. Dampak positif angin monsun dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia, sedangkan dampak negatif angin monsun dapat dimitigasi dengan cara-cara tertentu.

Angin monsun memiliki dampak yang signifikan terhadap Indonesia, baik dampak positif maupun negatif.

1. Dampak Positif Angin Monsun Barat terhadap Indonesia:

  • Meningkatkan Arus Perdagangan Pada Masa Hindu-Buddha-Islam

Pedagang memanfaatkan angin muson barat daya (muson barat daya) untuk berlayar ke timur. Angin muson barat merupakan angin yang bertiup dari barat daya ke timur laut di sebagian besar wilayah Samudra Hindia dan Samudra Pasifik bagian selatan khatulistiwa.

Angin muson barat ini penting dalam navigasi maritim. Karena digunakan oleh kapal-kapal pedagang untuk melakukan perjalanan jarak jauh dari Asia Selatan, seperti India dan Indonesia, ke arah timur, menuju wilayah-wilayah seperti Australia atau Kepulauan Pasifik. Kapal-kapal dapat mengangkat layarnya dan memanfaatkan angin muson barat untuk mendorong mereka ke arah yang diinginkan.

(Baca juga :  Bentuk Budaya Asimilasi dan Akulturasi di Indonesia)

  • Meningkatkan Curah Hujan

Angin monsun barat membawa banyak uap air dari lautan ke daratan Indonesia. Akibatnya, curah hujan di Indonesia meningkat, terutama di wilayah Indonesia bagian barat. Curah hujan yang tinggi dapat membantu mengairi sawah, meningkatkan kesuburan tanah, dan mengurangi risiko kebakaran hutan.

  • Membantu Pengairan Sawah

Curah hujan yang tinggi dapat membantu mengairi sawah tanpa perlu menggunakan irigasi. Hal ini dikarenakan sawah pada kawasan lahan basah di Indonesia masih ada yang bergantung dengan musim penghujan. Di mana musim ini dipengaruhi oleh angin monsun barat. Jadi dapat menghemat biaya dan tenaga petani.

Source: Margono, Belinda & Bwangoy, et al. (2014). Mapping wetlands in Indonesia using Landsat and PALSAR data-sets and derived topographical indices. Geo-spatial Information Science.

  • Meningkatkan Kesuburan Tanah

Hujan yang turun dapat membawa unsur hara dari tanah ke permukaan. Hal ini dapat meningkatkan kesuburan tanah dan membantu pertumbuhan tanaman.

  • Membantu mengurangi polusi udara

Hujan dapat membantu membersihkan udara dari polusi.

  • Meningkatkan Pariwisata

Musim hujan di Indonesia sering diiringi dengan keindahan alam, seperti air terjun, pegunungan, dan pantai. Hal ini dapat menarik wisatawan untuk berkunjung ke Indonesia.

2. Dampak Negatif Angin Monsun Barat terhadap Indonesia:

  • Meningkatkan Risiko Banjir

Curah hujan yang tinggi dapat menyebabkan banjir, terutama di daerah dataran rendah yang tidak memiliki sistem drainase yang baik.

  • Meningkatkan Risiko Tanah Longsor

Hujan yang lebat dapat menyebabkan tanah longsor, terutama di daerah perbukitan.

  • Meningkatkan Penyebaran Penyakit

Curah hujan yang tinggi dapat menyebabkan genangan air, yang dapat menjadi tempat berkembang biak nyamuk dan serangga lain. Hal ini dapat meningkatkan risiko penyebaran penyakit, seperti demam berdarah, malaria, dan leptospirosis.

  • Menghambat Transportasi

Curah hujan yang tinggi dapat menyebabkan jalan dan jembatan licin, yang dapat membahayakan pengendara.

  • Mengganggu Aktivitas Ekonomi

Curah hujan yang tinggi dapat mengganggu aktivitas ekonomi, seperti pertanian, perikanan, dan pariwisata.

3. Dampak Positif Angin Monsun Timur terhadap Indonesia:

  • Membantu Para Pedagang Pada Masa Hindu-Buddha-Islam

Ketika kapal-kapal ingin kembali ke Asia Selatan dari wilayah timur (Indonesia atau China), mereka dapat memanfaatkan angin muson timur laut (muson timur laut), yang bergerak dari timur laut ke barat daya, untuk membantu mereka dalam perjalanan pulang.
  • Mengurangi Curah Hujan

Angin monsun timur membawa sedikit uap air dari daratan ke lautan. Akibatnya, curah hujan di Indonesia berkurang, terutama di wilayah Indonesia bagian timur. Hal ini dapat membantu mengurangi risiko banjir dan tanah longsor.

  • Meningkatkan Angin Laut

Angin monsun timur dapat meningkatkan angin laut di Indonesia. Hal ini dapat menguntungkan bagi nelayan untuk menangkap ikan.

  • Meningkatkan Suhu Udara

Angin monsun timur dapat meningkatkan suhu udara di Indonesia. Hal ini dapat menguntungkan bagi tanaman yang membutuhkan suhu udara tinggi untuk tumbuh.

4. Dampak Negatif Angin Monsun Timur terhadap Indonesia:

  • Meningkatkan Risiko Kekeringan

Curah hujan yang berkurang dapat menyebabkan kekeringan, terutama di daerah dataran rendah yang tidak memiliki cadangan air yang cukup.

  • Meningkatkan Risiko Kebakaran Hutan

Keadaan kering yang disebabkan oleh curah hujan yang berkurang dapat meningkatkan risiko kebakaran hutan.

Peningkatan Luas Kebakaran Lahan di Indonesia pada musim kemarau
Peningkatan Luas Kebakaran Lahan di Indonesia pada musim kemarau
Source : https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2023/09/05/awal-puncak-kemarau-kebakaran-hutan-indonesia-melonjak-pada-agustus-2023

  • Mengganggu Aktivitas Transportasi

Angin monsun timur dapat menyebabkan angin kencang dan gelombang tinggi di laut. Hal ini dapat mengganggu aktivitas transportasi laut.

  • Mengganggu Aktivitas Ekonomi

Keadaan kering yang disebabkan oleh curah hujan yang berkurang dapat mengganggu aktivitas ekonomi, seperti pertanian, perikanan, dan pariwisata.

Kesimpulan 

fenomena angin monsun sebagai angin periodik yang berubah arah setiap enam bulan sekali. Angin monsun terjadi akibat perbedaan suhu udara antara daratan dan lautan. Pada musim hujan, daratan yang lebih panas daripada lautan menyebabkan udara naik, dan angin bertiup dari lautan ke daratan (angin monsun barat). Pada musim kemarau, daratan yang lebih dingin daripada lautan menyebabkan udara turun, dan angin bertiup dari daratan ke lautan (angin monsun timur).

Artikel menjelaskan bahwa Indonesia terletak di antara dua benua dan dua samudera, sehingga dipengaruhi oleh angin monsun. Angin monsun barat membawa curah hujan tinggi, meningkatkan pengairan sawah, kesuburan tanah, dan arus perdagangan maritim. Di sisi lain, angin monsun timur membawa suhu yang lebih tinggi dan curah hujan yang lebih rendah, mengurangi risiko banjir dan tanah longsor, tetapi dapat menyebabkan kekeringan dan kebakaran hutan.

close