Batubara di Indonesia : Pengertian, Jenis, dan Sebarannya

tambang batubara
Memahami kondisi geologi sebagai karakteristik utama suatu wilayah adalah kunci untuk mengungkap potensi bahan tambang seperti batubara. Artikel ini menjelaskan secara mendalam tentang pengertian batubara, jenis-jenisnya, serta sebaran batubara di Indonesia, dengan fokus pada potensi besar di Pulau Kalimantan dan Sumatra. Temukan wawasan lengkap tentang peran kondisi geologi dalam menentukan sumber daya mineral di wilayah-wilayah tersebut.

A. Pengertian Batubara

Batubara adalah batuan sedimen hitam atau coklat kehitaman yang mudah terbakar dengan kandungan karbon dan hidrokarbon yang tinggi. Batuan ini diklasifikasikan sebagai sumber energi tidak dapat diperbarui karena memerlukan jutaan tahun untuk terbentuk. Tumbuhan yang hidup ratusan juta tahun yang lalu di hutan rawa (gambut) terkandung dalam batuan ini.

Lapisan tanah dan batuan menutupi tumbuhan selama jutaan tahun. Tekanan dan panas yang dihasilkan mengubah tumbuhan tersebut menjadi substansi yang kita sebut sebagai batubara.

(Baca juga : Aktivitas Gerakan Lempeng Tektonik di Indonesia)

B. Jenis-Jenis Batubara

bentuk batubara

Batubara diklasifikasikan menjadi empat jenis utama, atau tingkatan: antrasit, bituminus, subbituminus, dan lignit. Peringkat ini tergantung pada jenis dan jumlah karbon yang terkandung dalam batubara serta jumlah energi panas yang dapat dihasilkan oleh batubara tersebut. Peringkat dari suatu deposit batubara ditentukan oleh jumlah tekanan dan panas yang bertindak pada tumbuhan tersebut dari waktu ke waktu.

(Baca juga : Proses Kompleks Siklus Biogeokimia di Bumi)

  • Antrasit mengandung 86%–97% karbon dan umumnya memiliki nilai pemanasan tertinggi dari semua tingkatan batubara. Antrasit utamanya digunakan oleh industri logam.
  • Bituminus mengandung 45%–86% karbon. Usianya antara 100 juta hingga 300 juta tahun. Batubara ini merupakan tingkatan batubara yang paling melimpah. Jadi digunakan untuk menghasilkan listrik dan merupakan bahan bakar penting serta bahan baku untuk membuat kokas batubara bagi industri besi dan baja.
  • Subbituminus biasanya mengandung 35%–45% karbon, dan memiliki nilai pemanasan yang lebih rendah dari batubara bituminus. Sebagian besar batubara subbituminus berusia setidaknya 100 juta tahun.
  • Lignit mengandung 25%–35% karbon dan memiliki kandungan energi terendah dari semua tingkatan batubara. Endapan lignit cenderung relatif muda dan tidak mengalami panas atau tekanan yang ekstrem. Lignit mudah hancur dan memiliki kandungan air yang tinggi, yang berkontribusi pada nilai pemanasan yang rendah.

C. Sebaran Batubara di Indonesia

Indonesia hanya memiliki cadangan batubara hanya 0,5 % dari cadangan dunia. Namun, produksi batubara Indonesia menempati posisi keenam. Jumlah produksi batubara Indonesia mencapai 246 juta ton/tahun. Pemanfaatan batubara di Indonesia masih belum optimal, karena sejak tahun 2016 pemanfaatan batubara domestik masih pada kisaran 20-25%. Selebihnya diperuntukkan bagi ekspor. 

Berdasarkan data Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Kementerian ESDM) tahun 2021, Indonesia memiliki sumber daya batubara sebesar 110,07  miliar ton dengan cadangan batubara mencapai 36,28 miliar ton.

(Baca juga:  Potensi dan Peta Sebaran Bahan Tambang di Indonesia)

Bahan tambang batubara tersebar di Pulau Kalimantan dan Sumatra. Di kedua pulau tersebut potensi batubara  sangat besar. Wilayah pertambangan batubara di Kalimantan terdapat di Kalimantan Timur, yaitu Lembah Sungai Berau dan Samarinda, Sumatra Barat , yaitu Ombilin dan Sawahlunto serta, Sumatra Selatan, yaitu Bukit Asam dan Tanjung Enim.

kota di indonesia yang memiliki tambang batubara
close