Wujud Kebudayaan Manusia di Sekitar

Wujud Kebudayaan Manusia di Sekitar

Manusia memiliki sejumlah kebutuhan yang harus dipenuhi dalam kehidupannya. Untuk memenuhi kebutuhan ini, mereka melakukan berbagai tindakan yang beragam. Kehidupan manusia di dunia ini beragam, demikian pula tanggapannya terhadap berbagai tantangan yang dihadapi. Ini menunjukkan bahwa hubungan antara manusia dan lingkungan memiliki dinamika yang kompleks. 

Dalam konteks ini, masyarakat dan kebudayaan menjadi terkait erat dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Masyarakat, yang terdiri dari individu-individu yang hidup bersama berperan sebagai pembentuk kebudayaan. Sebaliknya, kebudayaan juga merupakan hasil dari interaksi dan kontribusi masyarakat. Dengan demikian, keberadaan dan perkembangan kebudayaan sangat bergantung adanya masyarakat sebagai wadah dan pendukungnya.

A. Wujud Kebudayaan

Kebudayaan manusia adalah entitas dinamis yang terus berubah dan tidak tetap. Perubahan dalam kebudayaan dapat berasal dari faktor internal maupun eksternal. Faktor internal mencakup dinamika yang timbul dari dalam masyarakat itu sendiri, seperti pergantian generasi atau respons terhadap perubahan zaman yang mempengaruhi nilai-nilai dan struktur sosial. Di sisi lain, faktor eksternal melibatkan interaksi antarbudaya, pertukaran ide, dan adopsi unsur-unsur kebudayaan dari luar melalui proses difusi.

Menurut Honigmann dalam Koentjaraningrat (1981), kebudayaan dapat diidentifikasi dalam tiga (3) bentuk, yaitu ide (konsep), yang membentuk sistem budaya atau adat-istiadat; aktivitas (tindakan), yang membentuk sistem sosial; dan artefak (benda), yang menciptakan kebudayaan fisik. Ketiga bentuk ini saling melengkapi dalam membentuk landasan yang lengkap untuk memahami kehidupan sehari-hari manusia dan evolusi kebudayaan dari masa ke masa.

(Baca juga : Bentuk Budaya Asimilasi dan Akulturasi di Indonesia)  

1. Wujud Kebudayaan sebagai Sistem Ide

Contoh norma di masyarakat

Salah satu aspek yang mendasar dari kebudayaan adalah sistem ide. Ini meliputi gagasan, nilai-nilai, norma, dan aturan yang bersifat abstrak. Ide merupakan konstruksi mental yang membentuk dasar untuk perilaku yang dianggap ideal, seperti tatanan sosial, peraturan, dan norma yang diinginkan. Sistem ide hadir dalam pikiran individu atau kelompok yang mengadopsi kebudayaan tersebut, dan tercermin dalam kehidupan sehari-hari melalui praktik-praktik, seperti adat, agama, dan hukum. 

Contoh Kebudayaan sebagai Sistem Ide di Indonesia

Kebudayaan sebagai sistem ide memberikan kerangka pemikiran, nilai, dan norma yang menjadi landasan bagi perilaku dan interaksi sosial di masyarakat Indonesia. Sebagai contoh, norma-norma sosial adalah bentuk konkret dari sistem ide kebudayaan yang mengatur perilaku manusia, diakui secara bersama oleh anggota masyarakat, dan tercermin dalam praktik seperti tata krama dalam berkomunikasi atau perilaku saat berkunjung ke rumah orang lain. Selain itu, sistem ide juga dapat ditemukan dalam bentuk peraturan tertulis, seperti undang-undang yang mengatur kehidupan sosial secara resmi. dapat ditemukan dalam undang-undang atau peraturan tertulis yang mengatur kehidupan sosial.

(Baca juga : Cara Mengatasi Krisis Pangan di Indonesia)  

Contoh kebudayaan sebagai sistem ide di Indonesia dapat dilihat dalam:

  • Ide dalam agama, seperti keyakinan, nilai moral, dan ritual ibadah.
  • Nilai-nilai dalam sistem pendidikan, seperti semangat kejujuran, kerja keras, dan keadilan.
  • Ideologi politik, seperti pandangan tentang demokrasi, keadilan sosial, dan sistem pemerintahan.
  • Norma dan etika dalam dunia bisnis, seperti integritas, tanggung jawab sosial, dan fair play.
  • Nilai dalam seni dan budaya, termasuk apresiasi terhadap seni tradisional, kreativitas, dan keindahan.
  • Konvensi sosial dalam interaksi sehari-hari, seperti norma sopan santun, tata krama dalam berkomunikasi, dan tata cara menjalani kehidupan sosial.

2. Wujud Kebudayaan sebagai Sistem Aktivitas

Wujud kebudayaan yang kedua adalah sistem aktivitas, yang melibatkan pola perilaku manusia dalam konteks masyarakat. Ini mencakup interaksi sosial, komunikasi, dan kegiatan sehari-hari yang mengikuti norma-norma budaya. Sistem ini bersifat konkret dan dapat diamati secara langsung (difoto atau diabadikan).

Contoh Kebudayaan sebagai Sistem Aktivitas di Indonesia

Sebagai contoh, upacara pernikahan di masyarakat Flores atau proses pemilihan umum di Indonesia adalah contoh dari kebudayaan dalam bentuk aktivitas individu. Kampanye politik juga mencerminkan pola perilaku individu yang dipengaruhi oleh budaya.

Upacara pernikahan atau acara lainnya adalah contoh konkret dari wujud kebudayaan sebagai sistem aktivitas. Sebagai ilustrasi, upacara pernikahan dalam masyarakat Jawa menunjukkan pola yang teratur, melibatkan berbagai elemen dalam pelaksanaannya. Ini bukan hanya sebagai contoh nyata dari kebudayaan, tetapi juga mencerminkan pola dan tatanan yang dapat diamati secara langsung dalam kehidupan masyarakat.

Contoh kebudayaan sebagai sistem aktivitas di Indonesia dapat dilihat dalam:

  • Upacara Perkawinan: Contohnya adalah upacara perkawinan di masyarakat Flores atau upacara perkawinan adat di masyarakat Jawa, yang melibatkan serangkaian tindakan berpola dan ritual yang diatur sesuai dengan tradisi dan tata cara adat yang telah turun-temurun.

  • Proses Pemilihan Umum: Proses pemilihan umum di Indonesia merupakan contoh nyata dari kegiatan berpola yang melibatkan partisipasi masyarakat dalam proses demokrasi, seperti kampanye politik, pemungutan suara, dan penghitungan hasil pemilihan.

  • Tradisi dan Ritual Lokal: Misalnya, tradisi panen raya di daerah-daerah agraris, seperti di Bali dengan tradisi Subak, atau upacara adat di Papua yang melibatkan tarian, nyanyian, dan prosesi lain yang merupakan aktivitas berpola dalam kehidupan masyarakat.

  • Kesenian Tradisional: Pertunjukan seni tradisional seperti wayang kulit, tari-tarian daerah, atau musik tradisional merupakan contoh kebudayaan sebagai sistem aktivitas yang memperlihatkan pola-pola tindakan yang diwariskan dari generasi ke generasi.

  • Pertunjukan Drama dan Teater: Drama dan teater modern juga mencerminkan aktivitas berpola dalam masyarakat, baik sebagai bentuk hiburan maupun penyampaian pesan-pesan budaya atau sosial kepada penonton.

  • Kegiatan Komunitas dan Organisasi: Aktivitas kelompok atau komunitas, seperti gotong-royong, pengajian, atau pertemuan keagamaan, juga merupakan contoh kebudayaan sebagai sistem aktivitas yang menunjukkan pola perilaku dan interaksi sosial dalam masyarakat.

    Kebudayaan di Indonesia

3. Wujud Kebudayaan sebagai Sistem Artefak

Sistem artefak atau kebudayaan fisik adalah hasil konkret dari sistem ide dan aktivitas manusia, yang dapat dilihat dan diraba langsung. Contoh-contohnya meliputi kain ulos dari suku Batak dan wayang golek dari masyarakat Sunda. Dalam konteks upacara pernikahan Jawa, barang-barang yang diberikan sebagai mahar oleh pihak mempelai laki-laki kepada pihak mempelai perempuan juga termasuk dalam kategori artefak kebudayaan. Benda-benda ini merupakan manifestasi nyata dari ide dan aktivitas individu yang berasal dari budaya masyarakat.

Dalam kehidupan manusia, ketiga bentuk kebudayaan tersebut saling terkait dan melengkapi. Sebagai contoh, dalam upacara pernikahan, konsep mengenai pernikahan itu sendiri adalah representasi dari wujud kebudayaan dalam sistem ide yang bersifat abstrak. Namun, pelaksanaan upacara pernikahan merupakan aktivitas yang berasal dari pola budaya masyarakat, seperti yang dapat diamati dalam keseriusan upacara pernikahan dalam masyarakat Jawa yang menggunakan berbagai artefak untuk mendukung jalannya acara tersebut.

Contoh Kebudayaan sebagai Sistem Artefak di Indonesia 

pernikkahan sebagai bentuk kebudayaan

Contoh kebudayaan sebagai sistem artefak di Indonesia mencakup:

  • Arsitektur Tradisional: Contohnya adalah rumah adat seperti rumah gadang di Minangkabau, joglo di Jawa, atau rumah panggung di Kalimantan, yang merupakan contoh nyata dari kebudayaan fisik yang mencerminkan nilai, tradisi, dan gaya hidup masyarakat setempat.

  • Alat Musik Tradisional: Misalnya, angklung dari Jawa Barat, gamelan dari Jawa, sasando dari Nusa Tenggara Timur, atau gong dari Sulawesi, yang merupakan artefak budaya berupa instrumen musik tradisional yang memiliki peran penting dalam kegiatan seni dan budaya masyarakat.

  • Pakaian Adat: Contohnya adalah kebaya dari Jawa, sarung dari Sumatera, atau ulos dari Batak, yang merupakan artefak budaya berupa pakaian tradisional yang mencerminkan identitas budaya dan status sosial dalam masyarakat.

  • Kerajinan Tangan: Misalnya, ukiran kayu dari Bali, tenun ikat dari Nusa Tenggara Timur, batik dari Jawa, atau anyaman dari Papua, yang merupakan hasil karya seni dan kerajinan tangan yang mencerminkan kekayaan budaya dan keterampilan lokal masyarakat.

  • Senjata Tradisional: Contohnya adalah keris dari Jawa, mandau dari Kalimantan, atau parang dari Sumatera, yang merupakan artefak budaya berupa senjata tradisional yang memiliki nilai historis, simbolis, dan kebudayaan yang kuat dalam masyarakat.

  • Ritual dan Benda Pemujaan: Misalnya, candi-candi seperti Borobudur dan Prambanan di Jawa, patung-patung pemujaan seperti arca Dewi Sri, atau batu-batu bertulis seperti batu prasasti, yang merupakan artefak budaya berupa benda-benda sakral atau ritus yang memiliki nilai spiritual dan sejarah yang penting bagi masyarakat.

B. Wujud Kebudayaan sebagai Sistem Ide, Aktivitas, dan Artefak

Dalam kehidupan manusia, kita sering kali mengenal istilah "budaya". Namun, mungkin tidak semua orang menyadari bahwa budaya memiliki dimensi yang lebih kompleks, yang meliputi sistem ide, aktivitas, dan artefak. Ini berarti bahwa budaya tidak hanya terdiri dari gagasan atau konsep-konsep, tetapi juga dari tindakan-tindakan berpola dan benda-benda fisik yang diciptakan oleh manusia. Salah satu contoh konkret dari wujud budaya yang menggabungkan ketiga elemen ini adalah budaya pernikahan. Dalam budaya pernikahan, terdapat sistem ide yang mencakup nilai-nilai, norma, dan harapan-harapan yang diidealkan dalam institusi pernikahan. Selain itu, ada pula aktivitas-aktivitas seperti upacara adat dan ritual yang dilakukan dalam prosesi pernikahan. Di samping itu, terdapat pula artefak-artefak seperti busana adat, hiasan, atau hantaran pernikahan yang menjadi bagian integral dari budaya pernikahan tersebut. 

wujud ide,aktivitas, dan artefak dalam satu budaya
Contoh lainnya  yang menunjukkan integrasi antara sistem ide, aktivitas, dan artefak dalam kebudayaan. Misalnya, budaya festival di Indonesia menggabungkan gagasan-gagasan tentang kebersamaan dan kegembiraan dengan aktivitas-aktivitas seperti pentas seni dan perayaan budaya, yang didukung oleh berbagai artefak seperti pakaian adat, alat musik tradisional, dan dekorasi khas festival. Dengan demikian, kita dapat melihat bahwa kebudayaan adalah hasil dari interaksi kompleks antara gagasan, tindakan, dan benda, yang membentuk warisan budaya yang kaya dan beragam di Indonesia. Dengan demikian, budaya pernikahan merupakan contoh nyata bagaimana ketiga aspek kebudayaan sistem ide, aktivitas, dan artefak—berkaitan dan saling memengaruhi dalam membentuk suatu praktik budaya yang kompleks.

(Baca juga : Komponen-Komponen Lingkungan Hidup dan Pengaruhnya bagi Manusia

Daftar Pustaka

Honigmann, J.J. 1959., The World of Man dalam Pengantar Ilmu Antropologi. Koentjaraningrat (Peny) 1981. Jakarta: Rineka Cipta

close