Kawasan Metropolitan Palapa (Padang Raya) merupakan pusat pertumbuhan ekonomi dan konektivitas di pesisir barat Sumatera Barat yang mencakup Kota Padang, Kota Pariaman, dan Kabupaten Padang Pariaman. Terletak strategis di jalur perdagangan Samudra Hindia, kawasan ini memadukan fungsi pemerintahan, industri, pariwisata, transportasi, dan perdagangan. Dukungan infrastruktur yang modern seperti Bandara Internasional Minangkabau, Pelabuhan Teluk Bayur, jaringan kereta komuter, hingga Tol Padang–Sicincin, di kawasan Palapa menjadi simpul penting yang menghubungkan anatara wilayah pesisir dengan hinterland. Juga sekaligus mempercepat pergerakan barang, jasa, dan manusia. Pertumbuhan ekonomi kawasan ini didukung oleh sektor perdagangan, pariwisata, pertanian, serta jasa, menjadikannya salah satu metropolitan strategis di Indonesia.
A. Gambaran Umum Kawasan
Kawasan Metropolitan Palapa juga dikenal sebagai Padang Raya merupakan kawasan yang mengintegrasikan kota inti, kota satelit, dan daerah hinterland di sepanjang pesisir barat Sumatera. Kawasan ini berkembang sebagai pusat pertumbuhan ekonomi di Sumatera Barat, menggabungkan fungsi pemerintahan, pendidikan, perhubungan, logistik, dan pariwisata. Dalam cakupannya, kawasan ini mirip dengan koridor metropolitan yang saling terhubung secara sosial dan ekonomi.
Baca juga : Kawasan Metropolitan Medan Raya (Mebidangro)
1. Definisi dan Cakupan
Kawasan Metropolitan Palapa adalah gabungan wilayah perkotaan dan hinterland yang saling terhubung secara ekonomi, sosial, dan fisik. Nama kawasan berupa “Palapa” merupakan akronim dari (Padang-Lubuk Alung-Pariaman). Kawasan ini mencakup Kota Padang (inti), Kota Pariaman (satelit), dan Kabupaten Padang Pariaman (hinterland). Dalam beberapa literatur, cakupan ini juga diperluas hingga memasukkan sebagian wilayah Kabupaten/Kota Solok seiring meningkatnya mobilitas komuter dan integrasi ekonomi .
2. Administrasi & Luas Daratan
Secara administratif, kawasan ini terdiri atas tiga (3) entitas wilayah utama: Kota Padang, Kota Pariaman, dan Kabupaten Padang Pariaman. Untuk versi “inti”, total luas daratan mencapai sekitar 2.097 km², sementara jika diperluas termasuk Solok dan sekitarnya, totalnya mencapai ±3.206,85 km² . Rinciannya yaitu sebagai berikut.- Kota Padang: ±694,96 km²
- Kota Pariaman: ±73,36 km²
- Kabupaten Padang Pariaman: ±1.328,79 km²
B. Demografi & Kepadatan Penduduk
Informasi demografi penting untuk memahami skala dan pola ketenagan di kawasan metropolitan ini, termasuk sebaran populasi dan tingkat konsentrasi penduduk.1. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk tiap wilayah diestisasi sebagai berikut:- Kota Padang: sekitar 939.851 jiwa (pertengahan 2024)
- Kota Pariaman: sekitar 101.680 jiwa (2024)
- Kabupaten Padang Pariaman: sekitar 457.530 jiwa (pertengahan 2024)
2 Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk dihitung dari kombinasi luas dan jumlah penduduk. Pada tahun 2024 wilayah-wilayah di kawasan metropolitan palapa memiliki kepadatan sebagai berikut.- Kota Padang: 1.352 jiwa/km²
- Kota Pariaman: 1.386 jiwa/km²
- Kabupaten Padang Pariaman: 344 jiwa/km²
Secara rata-rata, kepadatan inti kawasan ini berkisar 715 jiwa/km²
Baca juga : Pengertian dan Fungsi Wilayah Makro, Meso, dan Mikro
C. Aksesibilitas & Konektivitas Antar Wilayah
Aksesibilitas adalah kunci bagi integrasi kawasan metropolitan. Hubungan transportasi udara, laut, rel, dan jalan tol semakin mempererat jaringan antarwilayah.1. Aksesibilitas Udara
Bandara Internasional Minangkabau berlokasi di Kabupaten Padang Pariaman dan berfungsi sebagai pintu gerbang udara utama Sumatera Barat. Konektivitasnya didukung dengan adanya KA Minangkabau Express yang menghubungkan bandara dengan Kota Padang dalam sekitar 45 menit2. Aksesibilitas Laut
Pelabuhan Teluk Bayur di Kota Padang adalah hub utama untuk ekspor impor komoditas, sejumlah 24.000-an TEUs tercatat pada kuartal I/2024. Pelabuhan ini mendukung logistik regional dan distribusi barang ke atau dari Sumatera .3. Aksesibilitas Darat Jalur Rel
Layanan KA Pariaman/Sibinuang menghubungkan Naras (Pariaman) ke pusat Kota Padang, memfasilitasi mobilitas harian warga. Sistem komuter ini terus dikembangkan sebagai tulang punggung transportasi lokal .4. Aksesibilitas Darat Jalur Jalan Raya
Ruas Tol Padang–Sicincin (36 km), bagian dari koridor Trans-Sumatra, mulai beroperasi dan berbayar pada akhir Juli–Awal Agustus 2025. Infrastruktur ini memangkas waktu tempuh, memperlancar transportasi dan logistik di kawasan metropolitan.D. Struktur Ekonomi Kawasan
Analisis ekonomi mencakup PDRB total, kontribusi per sektor, dan peran masing-masing wilayah dalam ekosistem ekonomi metropolitan ini.1. PDRB Kawasan (Agregat)
Estimasi total PDRB kawasan metropolitan (versi luas) sekitar Rp124 triliun (harga berlaku), dengan PDRB per kapita sekitar Rp71 juta per tahun .2. Kontribusi Sektor per Wilayah
Setiap wilayah di Kawasan Metropolitan Palapa memiliki karakteristik ekonomi yang khas, artinya berbeda-beda sesuai potensi sumber daya, infrastruktur, dan peran fungsionalnya. Keberagaman ini membuat kawasan mampu menopang berbagai sektor sekaligus saling melengkapi dalam rantai ekonomi regional.a. Kota Padang (Inti Ekonomi & Pemerintahan)
Kota Padang menjadi wilayah pusat perdagangan dan jasa terbesar di Sumatera Barat. Sektor perdagangan besar dan eceran berkembang melalui pusat perbelanjaan seperti Plaza Andalas dan Transmart Padang yang melayani kebutuhan regional. Industri pengolahan terlihat pada keberadaan pabrik semen seperti PT Semen Padang yang memasok produk ke berbagai provinsi. Di bidang konstruksi, proyek infrastruktur seperti revitalisasi Pelabuhan Teluk Bayur menjadi penggerak investasi. Jasa pemerintahan, pendidikan, dan kesehatan ditunjang oleh keberadaan Universitas Andalas, RSUP M. Djamil, dan kantor pemerintahan provinsi, menjadikan Padang pusat layanan publik utama di kawasan.b. Kabupaten Padang Pariaman (Infrastruktur & Agroindustri)
Kabupaten Padang Pariaman memiliki kontribusi dominan dari pertanian, misalnya produksi padi sawah di Kecamatan Nan Sabaris yang menjadi lumbung pangan bagi Kota Padang dan sekitarnya. Perikanan berkembang melalui pelabuhan-pelabuhan nelayan seperti Pelabuhan Perikanan Tiku yang memasok ikan segar ke pasar regional. Perdagangan dan konstruksi juga tumbuh berkat lokasi strategis Bandara Internasional Minangkabau (BIM) di Kecamatan Batang Anai, yang mendorong pertumbuhan gudang logistik dan hotel transit. Pembangunan Tol Padang–Sicincin yang melintasi wilayah ini memperkuat peran sebagai koridor transportasi utama menuju Riau dan kawasan utara Sumatera Barat.c. Kota Pariaman (Wilayah Satelit Pariwisata & Jasa)
Kota Pariaman dikenal sebagai destinasi wisata bahari, misalnya Pantai Gandoriah dan Pulau Angso Duo yang ramai dikunjungi wisatawan setiap akhir pekan. Event budaya seperti Festival Tabuik menjadi magnet wisata sekaligus penggerak sektor ekonomi kreatif, termasuk kerajinan tangan dan kuliner khas seperti Sala Lauak. Perikanan tangkap berpusat di TPI (Tempat Pelelangan Ikan) Pauh Barat, yang menjadi sumber pendapatan nelayan setempat. Jasa penunjang akomodasi dan kuliner berkembang melalui penginapan, homestay, serta rumah makan pesisir yang melayani wisatawan dan komuter dari Kota Padang.5. Peran Setiap Wilayah dalam Kawasan Metropolitan
Baca juga : Perbedaan 3 Teori Klasik Sturktur Ruang Kota