Pola aliran sungai di suatu wilayah dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain topografi, struktur geologi, dan litologi batuan dasar. Begitu pula pola aliran yang ada di Indonesia. Berikut penjelasan singkat mengenai delapan pola aliran sungai yang sering ditemukan di Indonesia, pola dendritik, pola radial setrifugal, pola rectangular, pola trellis, radial setripetal, pola anullar, pola paralel, dan pola pinnate:
(Baca juga : Siklus Hidrologi dan Prosesnya)
- Pola dendritik adalah pola aliran sungai yang menyerupai cabang pohon. Pola aliran ini terbentuk di daerah datar dengan struktur batuan homogen. Contoh pola aliran dendritik di Indonesia dapat ditemukan di dataran rendah Pulau Jawa, Sumatra, dan Kalimantan. Seperti Sungai Citarum di Jawa Barat, Sungai Musi di Sumatra Selatan, dan Sungai Mahakam di Kalimantan Timur.
- Pola radial sentrifugal adalah pola aliran sungai yang menyebar secara radial dari suatu titik ketinggian tertentu. Pola aliran ini terbentuk di daerah berbukit atau pegunungan dengan struktur batuan homogen. Contoh pola aliran radial sentrifugal di Indonesia dapat ditemukan di pegunungan Jayawijaya, pegunungan Bukit Barisan, dan pegunungan Dieng. Seperti Sungai Bengawan Solo di Jawa Tengah, Sungai Mahakam di Kalimantan Timur, dan Sungai Memberamo di Papua.(Baca juga: Koefisien Limpasan (Nilai C Debit)
- Pola rectangular adalah pola aliran sungai yang membentuk sudut siku-siku. Pola aliran ini terbentuk di daerah dengan struktur geologi berupa patahan atau sesar. Contoh pola aliran rectangular di Indonesia dapat ditemukan di daerah Jawa Timur dan Sulawesi Selatan. Seperti Sungai Brantas di Jawa Timur, Sungai Kapuas di Kalimantan Barat, dan Sungai Jeneberang di Sulawesi Selatan.
- Pola trellis adalah pola aliran sungai yang anak sungainya mengalir sejajar dengan sungai induknya. Pola aliran ini terbentuk di daerah dengan struktur geologi berupa perlapisan batuan. Contoh pola aliran trellis di Indonesia dapat ditemukan di daerah Jawa Barat dan Sumatera Utara. Seperti Sungai Martapura, Sungai Barito di Kalimantan Tengah, dan Sungai Buli di Maluku Utara
- Pola radial sentripetal adalah pola aliran sungai yang alirannya mengalir ke arah pusat. Pola aliran ini terbentuk di daerah cekungan atau depresi. Contoh pola aliran radial sentripetal di Indonesia dapat ditemukan di daerah Danau Toba dan Danau Sentani. Seperti Sungai Toba di Sumatra Utara, Sungai Maninjau di Sumatra Barat, dan Sungai Tempe di Sulawesi Selatan
- Pola annular adalah pola aliran sungai yang arah alirannya menyebar secara radial dari suatu titik ketinggian tertentu dan ke arah hilir aliran kembali bersatu. Pola aliran ini terbentuk di daerah cekungan atau depresi. Contoh pola aliran annular di Indonesia dapat ditemukan di daerah Danau Maninjau dan Danau Tempe. Seperti Sungai Oyo di Gunung Kidul, Sungai Maninjau di Sumatra Barat, Sungai Tempe di Sulawesi Selatan, dan Danau Sentani di Papua.
- Pola paralel adalah pola aliran sungai yang anak sungainya mengalir sejajar dengan sungai induknya. Pola aliran ini terbentuk di daerah dengan topografi yang curam. Contoh pola aliran paralel di Indonesia dapat ditemukan di daerah lereng Gunung Merapi dan Gunung Semeru. Seperti Sungai Kali Brantas di Jawa Timur, Sungai Kapuas di Kalimantan Barat, dan Sungai Jeneberang di Sulawesi Selatan.
- Pola pinnate adalah pola aliran sungai yang muara anak sungainya membentuk sudut lancip dengan sungai induk. Pola aliran ini terbentuk di daerah dengan topografi yang curam. Contoh pola aliran pinnate di Indonesia dapat ditemukan di daerah lereng Gunung Merapi dan Gunung Semeru. Seperti Sungai Mahakam di Kalimantan Timur, Sungai Memberamo di Papua, dan Sungai Jeneberang di Sulawesi Selatan.
(Baca juga: Daerah Aliran Sungai (DAS) Macam, Bagian dan Fungsi)
Pola aliran sungai memiliki peran penting dalam berbagai aspek, seperti hidrologi, transportasi, dan ekonomi. Pola aliran sungai dapat mempengaruhi pola sebaran air permukaan, potensi banjir, dan potensi erosi. Pola aliran sungai juga dapat dimanfaatkan untuk jalur transportasi dan sumber daya alam.